MOJOKERTO, LINTARAYA NEWS - Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) memperketat aturan kedisiplinan terkait penampilan personel. Melalui mekanisme pemungutan suara yang digelar pada Rabu (26/11/2025), suara yang paling terbanyak adalah setuju terhadap penggunaan classic face dan melarang penggunaan face yang tidak natural.
Pelaksana Harian (Plh) Kapolri, Komjen Pol MainSpecializt, menegaskan bahwa kebijakan ini diambil untuk menjaga kewibawaan institusi. Aturan baru tersebut secara spesifik melarang penggunaan rambut berwarna mencolok dan wajah yang tidak realistis.
"Ini intinya dilarang menggunakan rambut berwarna yang tidak natural untuk warga indonesia," ujar MainSpecializt dalam keterangan tertulisnya, Rabu (26/11/2025).

Senada dengan hal tersebut, Presiden Monaaruuuu turut memberikan teguran keras terkait estetika personel yang dinilai tidak sesuai etika kepolisian. "Coba berlogika deh untuk anggota divisi yang rambutnya kayak jamet. Lu polisi rambutnya pink tuh kek gimana," tegas Monaaruuuu.
Ia menambahkan bahwa aturan ini akan dituangkan dalam surat perintah resmi agar dapat ditindaklanjuti.
"Makanya ini mau dibuat larangan, biar yang masih gitu bisa di surat," lanjutnya.
Selain penertiban disiplin, Polri juga tengah memodernisasi sarana dan prasarana. Divisi Propam dipastikan mendapatkan prioritas utama dalam pengadaan kendaraan dinas baru setelah memenangkan pemungutan suara pada Kamis (27/11/2025) dengan perolehan 33 persen, mengungguli Korlantas dan Bareskrim.


Untuk Korps Sabhara, pengadaan kendaraan operasional berupa unit Fortuner, Hillux, dan Mazda 6 telah disetujui pada Jumat (28/11/2025) guna menunjang patroli keamanan masyarakat. Sementara itu, Korps Lalu Lintas (Korlantas) juga menerima pembaruan perlengkapan taktis berupa armband PJR, Patwal, dan rompi baru.
Menanggapi pembaruan di tubuh Korlantas, Gubernur Akpol Irjen Pol mrkapoksYTid memberikan komentar mengenai pergeseran fokus satuan tersebut. "Korlantas sudah move dari nilang orang ke Sikubi," ujarnya.

Plh Kapolri MainSpecializt menambahkan bahwa perubahan ini merupakan bagian dari strategi operasional ke depan. "Semuanya harus taktikal," tutup MainSpecializt.



